Pengamatan hari ini

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 08 Februari 2013

Kasusnya itu begini, begitu (halah, ini apaan) Sekarang banyak sekali Tips, Trik, Cara Hack, Bobol FacebookGak percaya? coba saja cari di kotak pencarian facebook (letaknya ada di sebelah kanan icon pemberitahuan atau notifications) dengan kata kunci Cara Hack Facebook. Banyak kan? Hasilnya campur aduk, ada fans page dan ada grup. Lebih mantab lagi jika ada suatu fans page Cara Hack Facebook dan kebetulan yang nge-Like sampai ribuan, wow!. Sepertinya pengguna facebook penasaran dan ingin sekali bisa bobol facebook teman. Mungkin karena faktor tidak suka, pernah membuat sakit hati (cieee), dan lain sebagainya sehingga pengguna facebook tertarik untuk menyukai halaman fans page Cara Hack Facebook.

Setelah saya telusuri, biasanya si pembuat fans page share cara hack facebook di menu info. Selain itu ada juga yang mempunyai anu, ehh ketemu anu lagi, hehe. Maksudnya si admin mempunyai motif gimana caranya agar halaman fanspage nya banyak yang nge-Like sampai sekian ribu kemudian dia mau share Cara Hack Facebookkepada para fansnya. Ahh, ada-ada saja nih, hoho. Berbagai cara dilakukan agar menarik perhatian pengguna facebook dan gimana caranya agar bisa mengantongi email dan password facebook korban, heheuw. Dan masih banyak lagi motif aneh, gak jelas dan sebagainya.

Kembali lagi membahas Menu Info Fans Page yang bersangkutan. Apa sih isi dari Menu Info FP tersebut? Okelah saya akan share menurut sepengetahuan (halah, bahasanya ribet, ahaha) saya ya. Sebentar, saya mau menambahkan lagi, hehe Lucunya tips, trik, cara hack facebook dikaitkan dengan email Staff Facebookahaha. Maksudnya bagaimana cah? Begini, si admin itu mengecoh kita dengan email jadi-jadiannya staf facebook. Seakan-akan jika kita mengirimkan email ke staff facebook, si staff facebook tersebut mau membantu kita, dalam arti memberi tahu password facebook teman yang akan di bobol, Itu Bohong, Itu Palsuahaha 

langsung aja klik applikasi nya di sini http://www.4shared.com/rar/27_F9IU9/app.html

Kamis, 07 Februari 2013

CAra Hack smua pasword



klik applikasi di sini yaa

Software hack facebook kali ini di buat dengan baik, asalkan kita tidak membagikan secara terbuka atau open source. agar tidak menarik perhatian dan di blacklist oleh pihak facebook. software ini bebas dari semua jenis antivirus, oleh karena itu software terbaru yang di buat oleh sangat ramah bagi semua penggunanya, penggunaan facebook ini pun harus digunakan untuk pengawasan atau tindakan tertentu, bukan suatu tindakan yang merugikan, biasanya digunakan untuk penggunaan facebook milik anak anak yang dilakukan oleh orang tuanya, oleh karnanya pergunakan dengan sebasasik baiknya. 
http://www.4shared.com/rar/27_F9IU9/app.html



Minggu, 18 Maret 2012

cewek imut cantik manis indah baek(www.pgri4ngawi.blogspot.com)


Jumat, 02 Maret 2012

Hotspot Mikrotik Dengan IP Static(www.pgri4ngawi.blogspot.com)

Tulisan ini dibuat atas dasar oprekan yang selama kita penulis gunakan. Sebetulnya banyak tutorial hotspot yang sudah ada, namun sebagian besar menggunakan IP Pool. IP Pool ini diinisialisasi dengan IP DHCP Server, dimana client mendapatkan IP address secara Otomatis. DHCP Server memang lebih mudah.. akan tetapi jika ada user yang nakal bisa saja menggunakan login dan password milik orang lain untuk mengkases internet, karena intinya client sudah mendapatkan IP address dari IP Pool ini. Nah tutorial berikut ini akan menjelaskan bagaimana men-setting Hotspot dengan STATIC IP address, skenario nya client menggunakan IP Static /Manual input.
Dengan settingan ini hanya IP User yang di daftar saja yang akan bisa mengakes internet, tentunya dengan login dan password yang kita berikan. Berikut ini step by step nya…. monggo di simak booozzzzz…..
Pertama, kita remote Mikrotik dengan winbox, kemudian pilih Menu IP Hot Spot seperti pada gambar dibawah ini :
setting-hotspot1
Selanjutnya kita buat rule untu Profil. Profil ini nantinya digunakan sebagai User Profiles untuk hotspot, ikuti gambar berikut :
profil2
Selanjut, kita akan mensetting User terlebih dahulu, mengapa demikian ? Hal ini untuk menghindari jika anda mengaktifkan Server untuk hotspot maka kita tidak akan bisa berinternet bahkan tidak bisa me remote mikrotik, karena user belum di inisialisasi di hotspot user nya. Oleh karena itu kita akan menambah user terlebih dahulu dengan cara seperti gambar dibawah ini:www.pgri4ngawi.blogspot.com
user3
Perhatikan gambar diatas, Server all, ini artinya server hotspot belum kita setting dan untuk ini nantinya anda harus ganti dengan Server1 jika Server hotspot sudah anda aktifkan (perhatikan gambar-gambar berikutnya). Kolom Name isikan nama user, kolom Password isikan dengan password, anda bisa tentukan sendiri untuk user dan password ini, disarankan untuk memberikan user dan password kombinasi angka dan huruf untuk security. Kemudian isikan IP user (ip client). Kolom MAC Address merupakan secuirity level tinggi, anda bisa masukkan MAC addres dari IP client. Dengan memasukkan MAC Address hanya NIC/IP Radio yang di masukkan saja yang bisa login dan berinternet. Nah untuk mengetahui MAC Address dari IP Client caranya anda lihat dari menu IP ARP, akan muncul IP dan MAC Address dari client yang connect ke Mikrotik. Terserah anda akan masukkan atau tidak. Bebas Booossss… kekekeekee.
Hal yang utama adalah memasukkan IP Laptop anda sebagai user agar nantinya anda bisa masuk untuk login ke internet dan bisa me remote mikrotik router anda. selanjutnya. setelah membuat 1 user, tambahkan user/client yang selanjutnya.. caranya gampang, double click user pertama yang sudah kita buat, klik menu copy, selanjutnya konfigurasi seperti user pertama, kemudian isikan sesuai settingan anda, lihat gambar berikut :
add-user4
Lakukan hal yang sama untuk menambah semua user/clietn yang anda miliki, sehingga akan nampak seperti gambar berikut :
user-all5
Nah jika sudah selesai memasukkan user/client kita akan mengaktifkan server, perhatikan gambar berikut :
server6
Keterangan :www.pgri4ngawi.blogspot.com
Masih di menu IP, Hotspot, pilih Tab Menu Server, klik tanda +, kemudian klik Profiles, pilh tab menu General, sesuaikan settingan anda. Name default, HTML Directory=hotspot, HTTP Proxy= adalah IP Local (ether2) anda, HTTP Proxy Port=3128 adalah proxy (kalo anda redirect port 8080 silakan ganti sesuaikan dengan proxy port anda), kemudian geser ke tab menu Login, Centangi yang HTTP CHAP saja. Ini nanti pengaruhnya pada saat client membuka IE ato Firefox untuk internet akan muncul menu Login dan Password. Setelah itu klik Apply, OK. Secara otomatis anda akan disonnect dari winbox.

Konfigurasi Hotspot Mikrotik

Konfigurasi Hotspot Mikrotik


Setting Hotspot pada Mikrotik Router OS sangat mudah dikonfigurasi. Sistem autentikasi hotspot biasa digunakan ketika kita akan menyediakan akses internet pada areal publik, seperti : Hotel, café, Kampus, airport, taman, mall dll. Teknologi akses internet ini biasanya menggunakan jaringan wireless atau wired.
Biasanya menyediakan akses internet gratis dengan menggunakan hotspot atau bisa juga menggunakan Voucher untuk autentikasinya. Ketika membuka halaman web maka router akan mengecek apakah user sudah di autentikasi atau belum. Jika belum melakukan autentikasi, maka user akan di arahkan pada hotspot login page yang mengharuskan mengisi username dan password. Jika informasi login yang dimasukkan sudah benar, maka router akan memasukkan user tersebut kedalam sistem hotspot dan client sudah bisa mengakses halaman web. Selain itu akan muncul popup windows berisi status ip address, byte rate dan time live. Penggunaan akses internet hotspot dapat dihitung berdasarkan waktu (time-based) dan data yang di download/upload (volume-based). Selain itu dapat juga dilakukan melimit bandwidth berdasarkan data rate, total data upload/download atau bisa juga di limit berdasarkan lama pemakaian.
Cara mudah setting hotspot pada mikrotik adalah ada 2 (dua) pilihan selain menggunakan teks mode kita juga bisa menggunakan setting wizard dengan menggunakan Winbox Router OS, Langkah-langkat berikut merupakan konfigurasi dasar hotspot mikrotik sebagai Gateway Server. Pertama install Mikrotik Router OS pada PC atau pasang DOM atau kalau menggunakan Rouer Board langsung aja Login = ‘admin’ sedangkan untuk pasword anda kosongin untuk defaultnya.
Masuk ke IP ==> Hotspot ==> Setup
hotspot-mikrotik1
Kemudian tentukan IP lokal hospot yang akan ada gunakan, misal 192.168.10.1 dan Tentukan IP DHCP ke clientnya yang akan anda gunakan, dalam contoh ini adalah 192.168.10.2-192.168.10.255
hotspot1hotspot3
Untuk SMTP Server sebaiknya anda kosongin saja, Kemudian DNS servernya anda isikan sesuaikan dengan Provider anda, dalam contoh ini adalah DNS1=202.47.78.1 DNS2=202.47.78.9
hotspot4hotspot5
DNS lokal hotspot anda NEXT saja kemudian pada Hotspot user anda dalam contoh berikut diisi admin password admin123
hotspot6hotspot7
Hotspot Server Profile digunakan untuk mensetting server yang akan sering digunakan untuk semua user seperti metode autentikasi dan Limitasi data rate. Ada 6 jenis autentikasi Hotspot mikrotik yang berbeda dalam profile setting, jenis autentikas tersebut adalah : HTTP PAP, HTTP CHAP, HTTPS, HTTP cookie, MAC address, Trial
new-hotspot-server
hotspot-profile
Metode autentikasi yang akan digunakan, biasanya cukup menggunakan metode HTTP CHAP
autentikasi
Data rate limitation digunakan sebagai default setting untuk user yang belum di setting bandwidth limit pemakaiannya. Dimana RX adalah Client upload dan TX adalah Client download. Misal setting default data rate di 64k/128k (upload/download)
bandwidth-limit
Hotspot user profile digunakan untuk menyimpan data user yang akan dibuatkan rule profilenya. Dimana didalamnya bisa dilakukan setting firewall filter chain untuk traffic yang keluar/masuk, juga bisa untuk mensetting limitasi data rate dan selain itu dapat juga dilakukan paket marking untuk setiap user yang masuk kedalam profile tersebut secara otomatis.
hotspot-user-profile
Hotspot user yaitu nama-nama user yang akan diautentikasi pada sistem hotspot. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam konfigurasi hotspot user yaitu : username dan password, Membatasi user berdasarkan waktu dan paket data yang akan digunakan, hanya ip address tertentu dari ip address dhcp yang ditawarkan atau hanya mengizinkan user untuk koneksi ke sistem hotspot dari MAC Address tertentu saja.
hotspot-user
IP Bindings digunakan untuk mengizinkan ip tertentu untuk membypass autentikasi hotpot, ini sangat berguna sekali ketika kita ingin menjalankan layanan server, atau IP telephony dibawah system hotspot. Misal, PC atau Notebook anda untuk dapat membypass hotspot system, dengan demikian anda dapat melakukan browsing tanpa autentikasi
ip-binding
You can leave a response, or trackback from your own site.
he

setting adsl

www.pgri4ngawi.blogspot.com 


Setting Modem ADSL
PDF Print E-mail

Setting Modem ADSL ARTICONET ACN-100R dan ACN-110R


Cara melakukan setting di komputer untuk akses ke modem Articonet.
Untuk setting di komputer dilakukan sesuai dengan operating system yang dipakai di komputer pelanggan, disini yang dibahas khusus untuk Windows XP.
Lakukan network setting di PC (komputer) sbb :

a. Start – Control Panel – Network Connection
b. arahkan kursor pada Local Area Connection yang aktif, kemudian klik kanan dan pilih properties
c. kemudian pilih menu Internet Protocol (TCP/IP) dan klik 2X, maka akan muncul menu General.
d. Pilih Obtain an IP Address Automatically kemudian pilih Obtain DNS server address automatically, kemudian tekan tombol OK.

Panduan cara setting modem ADSL Speedy koneksi PPPoE.(PPPoE)
Setting modem dilakukan melalui browser dengan mengakses alamat http://192.168.1.1
Masukkan username dan password : admin/admin
Setelah masuk ke menu setting lakukan langkah berikut :
Masuk ke menu "Advanced Setup" kemudian pilih "WAN" dan klik tombol "Edit" disebelah kanan tabel WAN Masukkan nilai PVC Configuration : (masukkan nilainya sesuai wilayah TELKOM masing-masing daerah)
VPI = X
VCI = XX
Service Category = UBR Without PCR, kemudian klik tombol Next
Connection type = PPPoE
Encapsulation = LLC, kemudian klik tombol Next
Masukkan username dan password Speedy, kemudian klik tombol Next
Tandai atau kasih v untuk pilihan "Enable WAN Service", kemudian klik Next dan klik tombol Save
Setting PPPoE untuk koneksi Speedy telah selesai dilakukan
Selanjutnya klik tombol Save/Reboot
(Modem akan reboot -/+1 menit dan tunggu sampai modem normal kembali)

Berikut langkah setting modem ADSL Articonet untuk Dial-Up/Bridge.
Setting modem dilakukan melalui browser dengan mengakses alamat http://192.168.1.1
Masukkan username dan password : admin/admin
Setelah masuk ke menu setting lakukan langkah berikut :
Masuk ke menu "Advanced Setup" kemudian pilih "WAN" dan klik tombol "Edit" Masukkan nilai PVC Configuration : (masukkan nilainya sesuai wilayah TELKOM masing-masing daerah)
VPI = X
VCI = XX
Service Category = UBR Without PCR, kemudian klik tombol Next
Connection type = Bridging
Encapsulation = LLC, kemudian klik tombol Next
Tandai atau kasih v untuk pilihan "Enable Bridge Service", kemudian klik Next dan klik tombol Save
Setting Bridge untuk koneksi Speedy telah selesai dilakukan
Selanjutnya klik tombol Save/Reboot
(Modem akan reboot -/+1 menit dan tunggu sampai modem normal kembali)

Setting modem Articonet untuk koneksi Bridging sudah selesai, langkah berikutnya setting koneksi Dial-Up di PC/komputer.

Panduan instalasi Dial Up koneksi ADSL menggunakan Windows 2000:
1. Klik Start, klik Setting,klik Control Panel,
2. Klik Network and Dial Up Connections.
3. Klik Make New Connection, klik Next,
4. Klik Dial Up to the Internet
5. Klik I want to setup my internet manually, klik Next
6. Klik I connect through a phone line and a modem klik Next
7. Pilih dan klik modem ADSL yang sesuai
8. Isi username : 15xxxxxxxxxx@telkom.net This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
9. Password : xxxxxxxx
10. Klik OK dan Lanjutkan sesuai perintah yang muncul
11. Klik Finish

Panduan installasi Dial Up koneksi ADSL menggunakan Windows Xp:
1. Klik Start, klik Setting, klik Control Panel.
2. Klik Network Connection
3. Klik Create a New Connection, klik Next.
4. Klik Connect to the Internet, klik Next
5. Klik Setup my connection manually, klik Next
6. Klik Connect Using Dial Up, klik Next
7. Klik modem ADSL yang sesuai, klik Next
8. Isi username : 15xxxxxxxxxx@telkom.net This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it dan Password : *******
9. Confirm password : xxxxxxxx
10. kemudian beri tanda v pada pilihan “Add a shortcut to the desktop screen”
11. Klik Finish
 

Minggu, 26 Februari 2012

Testing Management’s Fair Value Measurements in Auditing

www.pgri4ngawi.blogspot.com

fair value measurements is complex since fair value measurements often include assumptions that are based on judgment or other non-market-based information. An independent auditor, in conducting a fair value audit however, should test management’s fair value measurements and disclosures by performing substantive test on its evidences—just as with any financial statement assertion.By doing so, auditor can see if the evidence supports management’s assertion and is able to ensure that the assertion is free from material misstatement.
Those substantive tests of the fair value measurements may include testing management’s significant assumptions, valuation model and the data that are used to backup the assertion. So, how does an auditor carry on the management’s fair value measurement test? Some fair value measurements are much more complicated than others. The level of complexity is due to the nature of the item being measured at fair value and the degree of sophistication of the valuation method itself. For example, if the equity of a reporting unit under SFAS 142 is not publicly traded, the fair value of the equity may be estimated by using valuation methods such as the discounted cash flow method or the guideline public company method. Before going to the main topic, let’s have a look at management’s vs. auditor’s responsibility in this particular subject. Read on..

Management’s Vs Auditor’s Responsibilities on Fair Value

Management is responsible for the valuation and the information disclosed in the valuation report; in connection with that obligation, it needs to:
  • Establish organizational procedures to assure complete and adequate documentation of all the valuation activities.
  • Select appropriate valuation methods and models.
  • Arrange the collection of all necessary and desired data (benchmarks).
  • Define and adequately support all significant assumptions.
  • Prepare the valuation report.
  • Ensure that the presentation and disclosure of the valuation conclusions for financial statement purposes are in accordance with IFRS.
Even when using an expert to determine certain required values, the overall responsibility still remains with management. Management has to ensure that the expert possesses special skills, knowledge, and experience in the field of valuation applicable to the particular subject. The professional qualification of the valuator should be documented in the report.
In contrast, the auditor’s responsibility is limited to assessing whether the significant assumptions used by management (and any experts) in the valuation process provide a reasonable basis for measuring the particular value in the context of an audit of the financial statements taken as a whole. The objective of the audit procedures is, therefore, to obtain sufficient and appropriate audit evidence to provide an opinion on the assumptions themselves.
The auditor may not shift responsibilities to the valuator; therefore, the auditor has to perform substantive procedures to test the entity’s valuation conclusions, including those prepared by the valuator.
As part of the auditor’s working papers, the valuation report must in general enable any knowledgeable reader to understand the results of the valuation processes and estimate the effects of the assumptions made on the conclusions (the so-called inter-subjective audit trail). The valuator’s report could be the basis for the auditor assessing the risks, whether from error or fraud, of material misstatement of the value conclusions, which depend on other factors, including the reliability of management’s processes.

Testing Reliability of Process Used By the Management

Complex fair value measurements normally are characterized by greater uncertainty regarding the reliability of the measurement process. The greater uncertainty may be a result of: (a) the length of the forecast period; (b) the number of significant and complex assumptions associated with the process; (c) a higher degree of subjectivity associated with the assumptions and factors used in the process; (d) a higher degree of uncertainty associated with the future occurrence or outcome of events underlying the assumptions used; or (e) lack of objective data when highly subjective factors are used.
Proper audit procedures for fair value measurement, therefore, require the auditor to understand management’s process for determining fair value measurements and to assess the risk of material misstatement of the fair value measurement. Audit procedures are designed based on the assessment of management’s process for determining fair value measures and on the risk of material misstatement.
Typical situations an auditor might encounter and procedures that an auditor might consider when auditing fair value measurements, are well presented on the SAS 101, AU 328:
  • When the fair value measurement is made at a date other than the financial statement reporting date, the auditor should obtain evidence that management has taken into consideration any differences that may impact the fair value measurement between the date of the fair value measurement and the reporting date. This may occur when an outside valuation specialist—employed by the management—conducts the analysis as of a different date due to information constraints or timing constraints for the engagement.
  • When collateral is an important aspect in the fair value measurement of an investment (FYI: certain types of investments in debt instruments measured at fair value have collateral assigned to them) the auditor should obtain sufficient appropriate audit evidence that the features of the collateral have been considered by management in estimating its fair value.
  • When testing for impairment, possible impairment of the collateral must also be considered. In certain circumstances, the auditor should perform additional procedures, such as a visual inspection of an asset. A detailed inspection of the asset may reveal information about the current physical condition of the asset, which may impact its fair value. An inspection of a security or other asset may reveal a limitation as to its marketability, which may affect its value.
A critical step in determining appropriate audit procedures is gaining an understanding of the process used by management to determine fair value measurement. When the auditor tests managements’ fair value measurements, the evaluation process should consider the basis that management used in the fair value measurement.
Management’s assumptions in the fair value measurement should be reasonable and consistent with information available from the market. If market information is not available, the fair value measurement should be estimated using an appropriate valuation model for that particular asset or liability. Management should use all of the relevant information available on the date of measurement when determining an asset or liability’s fair value.

Testing Management’s Significant Assumptions, Valuation Model, and Data

Once the auditor gains confidence as to the reliability of the process used by management to determine fair value measurement, the next step is to test management’s assumptions, the valuation model, and underlying data used in the model. Some considerations in auditing fair value measurements are:
  • Management’s assumptions are reasonable and are consistent with assumptions made by market participants.
  • Management uses an appropriate valuation model to estimate the fair value measurement.
  • Management uses known or knowable market participant assumptions that are available on the measurement date.
One simple way to determine the reliability of management’s processes, at least the indication, is by comparing the current fair value measurement to prior periods. Significant swings in value might be evidence that management’s process is unreliable. Therefore, the auditor should also take into consideration that the estimate of fair value may be impacted by market or economic changes from the prior period.
All valuation methods, however, are based on assumptions. The report has to thoroughly disclose and support all the significant assumptions underlying each adopted method under one of three approaches: market, income and cost. This will allow the auditor to evaluate whether the significant assumptions, individually and together, seem reasonable and realistic.
The value conclusions based on the underlying assumptions are influenced mainly by the method selected. Therefore, the valuation model, its parameters, and its input data have to be thoroughly described so that the auditor can recalculate the valuation step by step. As well, the report should include, possibly in appendixes, calculations of the sensitivity of the valuation to changes in each significant assumption.
The auditor should evaluate the appropriateness and the applicability of the valuation model. The latter may be limited by the relevant standard. For example, it is required for business valuations to be determined by means of a discounted cash flow method under the Income Approach; the use of the Market Approach is allowed only to assess the plausibility of such values. In contrast, IFRS 3 and, in particular, IAS 39, Financial Instruments: Recognition and Measurement, express a clear preference for the Market Approach in estimating fair values of assets and liabilities. The Cost Approach, which assumes the value of an asset or entity is its replacement costs, is inappropriate in many cases, as it looks to the past, not to the future.

Testing the Reliability of Management’s Assumptions

Assumptions are an essential component of valuation methods, particularly in detailed valuation models. Irrespective of the approaches used, all significant assumptions have to be explained in detail and reviewed carefully by the auditor.
The key assumption of the Market Approach is that the selected guideline is really comparable to the subject. Only in rare circumstances will there be quoted prices from active markets, which are the best audit evidence of fair value. In the context of the global financial crisis, many markets are no longer active, and information from inactive or illiquid markets is not reliable; in those cases, the valuation has to be done by using other techniques, using market data as support.
For example, a discounted cash flow analysis under the income approach is commonly used to measure fair value. A discounted cash flow model incorporates assumptions about expected future cash flows within a discrete forecast period, assumptions about the cash flows after the discrete forecast period, and even more assumptions about the rate of return required to compensate for the uncertainty associated with the future receipt of those cash flows. Auditors should pay particular attention to the assumptions incorporated into a discounted cash flow model and evaluate whether those assumptions are reasonable and are consistent with market participant information.
The crucial factor in computing present value of forecast cash flows is the discount rate, which has to reflect a suitable term and risk-adjusted yield curve. The discount rate typically consists of two components: the basic risk-free interest rate for various maturities of zero-coupon government bonds and the term-related credit spread. In illiquid markets, a third component, the liquidity premium has to be considered as well. These factors should be based on objective market information, which is more relevant and reliable than subjective management estimates.
All input data and its sources have to be disclosed in the valuation report so that the auditor may evaluate their accuracy, completeness, and relevance. He or she will review the assumptions for internal consistency, including whether the management’s intent and ability to carry out specific courses of action is consistent with the entity’s plans and past achievements.
For corroborative purposes, the auditor should prepare independent value estimates by comparing the results in the valuation report with those obtained by using an internally developed version of the valuator’s model. Instead of management’s assumptions, the auditor may apply his or her own in the course of the audit to test the sensitivity of the valuation. These help the auditor to understand better the influence of particular factors on the value.
When testing management’s assumptions, the auditor should evaluate whether significant assumptions used by management in measuring fair value provide a reasonable basis for the fair value measurements.
In evaluating evidence to support the assumptions used by management in fair value measurement, the auditor must consider the source and reliability of the evidence and take into consideration historical and market information related to the evidence. Management should identify assumptions that are significant to the fair value measurement. The auditor then focuses on the evidence that supports the significant assumptions that management has identified. Significant assumptions are those that materially affect the fair value measurement, such as:
  • Assumptions that are sensitive to variation or are uncertain in amount or nature – For example, assumptions about a discount rate may be susceptible to significant variation compared to assumptions about longterm growth rates in cash flow.
  • Assumptions that may be susceptible to misapplication or bias and can be easily manipulated in the fair value measurement – An example would be the selected royalty rate in the relief from royalty method used to estimate the fair value of a trade name.
In considering the sensitivity of the fair value measurement to variation in significant assumptions, the auditor may ask management to use techniques such as sensitivity analysis to help identify sensitive assumptions. If management has not identified particularly sensitive assumptions, the auditor should consider whether to employ sensitivity analysis to identify those assumptions that may be significant to the measurement.
Assumptions used in fair value measurements should have a reasonable basis individually and when used with other assumptions. An assumption may appear to be reasonable individually but many may not be reasonable when used in combination with other assumptions.
For example, in a fair value measurement that use a discounted cash flow valuation method, management may assume that the company’s revenue will grow 5 percent each year for the next five years. If the company has historically grown 5 percent per year, this assumption may appear to be reasonable, at first. However, the forecast may also assume that management is curtailing certain operating expenses and capital expenditures for the next year due to borrowing constraints. The assumption of 5 percent growth may not be reasonable if management does not have the cash available to support growth in revenue as it had in the past.
To test the reasonableness of assumptions in a fair value measurement, the assumptions have to be reasonable individually and in combination with other assumptions. For the fair value measurement to be considered reasonable, SAS 101, AU 328, “Auditing Fair Value Measurements,” suggests that assumptions have to be consistent with these factors as well:
  • General economic environment
  • Situation of the specific industry
  • Entity’s particular circumstances
  • Existing market information
  • Strategic plans of the entity, including what management expects will be the outcome of specific objectives and activities
  • Assumptions made in previous valuation assignments, if appropriate
  • Past conditions experienced by the entity to the extent they are currently applicable
  • Risks associated with future cash flows, including potential variability in their amounts and timing together with any related effects on the selected discount rate
A fair value measurement generally has two types of assumptions. The first type of assumption is based on historical information such as past financial performance. If a company’s revenue has grown at 5 percent per year for the past five years, it may be reasonable to forecast 5 percent growth for the next five years. However, the reasonableness of this assumption should be considered in conjunction with other assumptions. The second type of assumption used in a valuation model is not based on historical information.
In auditing the reasonableness of an assumption, the auditor should also consider whether the assumption is consistent with management’s plans and past experience. For example, management may rely on historical financial information as a basis for the assumption in the fair value measurement. If overall conditions remain consistent with the past then this assumption may be reasonable. If management changes strategies or other conditions change, the assumption may not be reasonable.
In a fair value measurement based on a valuation model, the auditor should first review the model and evaluate whether the model is appropriate for the fair value measurement. If it is appropriate, then the auditor should evaluate the significant assumptions used in the model for reasonableness.
For example, it may be inappropriate to use the guideline company method under the market approach to estimate the fair value of an early-stage equity investment when there are limited revenues to support normalized earnings and cash flow due to the company’s stage of development.
Finally, if the auditor believes that the valuation model and the assumptions used in the model are appropriate, then the auditor should test the underlying data used in the valuation model. For example, if the guideline company method is used to estimate the fair value of a reporting unit, the auditor should test the data by comparing it to similar data from publicly traded guideline entities. The comparison should test data for accuracy, completeness and relevancy. Significant differences between management’s and the auditor’s estimate have to be settled within the audit procedures.

JARINGAN KOMPUTER

  • Host dapat berupa sebuah komputer: PC, mini atau jenis komputer lainnya.
  • Konektivitas dalam jaringan komputer berdasarkan media penghubungnya :
    • wire (kabel)
      • ethernet
      • modem
    • wireless (tanpa kabel)
      • radio modem
      • infrared
    akses.gif (8839 bytes)

Pengalamatan jaringan TCP/IP

www.pgri4ngawi.blogspot.com

  • Alamat memiliki bentuk. Ada pola.
    1. nomor telepon: [kode negara]-[area]-[nomor pesawat]
    2. Alamat rumah: [nama jalan] [nomor] [kota]
  • Ada hubungan antara nama dan alamat (siapa, dimana) dan disimpan dalam suatu sistem, buku alamat.
  • Format alamat 32 bit (4 oktet; oktet adalah sistem bilangan 8 biner).
  • Contoh: 1F.A3.4B.27 (Hexadesimal) = 31.163.75.39 (desimal)
  • Minimal: 00.00.00.00
  • Maksimal: 255.255.255.255
  • Kepemilikan alamat IP dicatat oleh Network Information Center (NIC)
  • Alamat TCP/IP terdiri atas bagian NETWORK dan bagian HOST
  • Bagian network mencakup alamat jaringan (biasa disebut sebagai NETWORK) dan netmask.
  • Netmask merupakan penyaring (masker) yang menunjukkan bagian NETWORK dari sebuah alamat.
Contoh 1:
Sejumlah komputer terhubung dalam satu jaringan dengan ketentuan sbb:
  • network: 10.2.3.0
  • netmask: 255.255.255.0
  • broadcast: 10.2.3.255
  • host: 10.2.3.1 s/d 10.2.3.254
Dengan demikian, dalam jaringan tersebut maksimum dapat menampung 254 host.
Dalam pelatihan ini, tidak dijelaskan secara rinci tentang perhitungan biner dan mask. Peserta dianggap cukup mengerti bahwa "255" berarti keseluruhan oktet digunakan sebagai alamat jaringan. Contoh kedua untuk menyatakan bahwa adanya penjelasan yang lebih tepat apabila peserta telah memahami perhitungan biner.
Contoh 2:
Sejumlah komputer terhubung dalam satu jaringan dengan ketentuan sbb:
  • network: 167.205.23.16
  • netmask: 255.255.255.240
  • broadcast: 167.205.23.31
  • host: 167.205.23.17 s/d 167.205.23.30
Dengan demikian, dalam jaringan tersebut maksimum dapat menampung 14 host.
Pembagian alamat jenis class berdasarkan oktet pertama, yaitu:
  1. 0 s/d 127 (WAN?)
  2. 128 s/d 181  (MAN?)
  3. 192 s/d 223 (LAN?)
  4. 224 s/d 239 (Multicast)
  5. Experimental/extended : 240 s/d 255
Alamat khusus
  • Identifikasi jaringan
  • Alamat broadcast
  • Loopback (127.0.0.1): alamat yang menyatakan diri sendiri ("aku").
  • Private Network: alamat-alamat tertentu yang boleh digunakan secara bebas, tetapi tidak ada di internet.
Contoh:
Kelas A B C D E
Jaringan 5.0.0.0 167.205.0.0 192.168.2.0 224.0.0.9 241.23.5.2
Netmask 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0
Broadcast 5.255.255.255 167.205.255.255 192.168.2.255 224.0.0.9
Pengelompokan kelas tersebut tidak efisien, banyak alamat yang tidak digunakan dan sulit mengendalikan jaringan kelas tinggi. Dalam praktek sebuah jaringan kelas apa pun dibagi lagi ke dalam sub-jaringan yang lebih kecil.
Utilitas UNIX: ifconfig
myHost# ifconfig ec0
ec0: flags=807<UP,BROADCAST,DEBUG,ARP>
inet 192.168.2.5 netmask fffff00 broadcast 192.168.2.255

myHost# ifconfig lo0
lo0: flags=49<LOOPBACK,RUNNING>
inet 127.0.0.1 netmask ff000000

myHost# ifconfig -a
---tampilkan semua interface dan settingnya
ec0 dan lo0 adalah kode alat (device) yang menghubungkan komputer ke jaringan.
Program ifconfig digunakan untuk:
  • mengaktifkan dan mendeaktifkan interface
  • mengaktifkan dan mendeaktifkan ARP pada interface (lihat alamat fisik)
  • mengaktifkan dan mendeaktifkan modus debug atas interface
  • menentukan alamat host, subnet mask, dan metode routing.
Utilitas MS-Windows: WINIPCFG atau IPCONFIG
MS-Windows: Start - Run -
Ketik: winipcfg
Ditampilkan:
Mengganti konfigurasi IP dan netmask dari control panel - network - protocol - TCP/IP
  • Alamat IP
  • netmask
  • Gateway, host yang menghubungkan jaringan tersebut ke jaringan lain.
  • Arti DNS akan dijelaskan pada bagian berikutnya
  • Nama host dapat ditentukan sendiri dan bisa melanggar ketentuan dari DNS
  • Isian alamat server DNS berupa IP
  • Domain suffix untuk mempermudah pemanjangan nama.

Memeriksa Keterhubungan

Untuk memeriksa apakah sebuah komputer sudah terhubung dengan benar pada jaringan, digunakan utilitas PING yang memantulkan pesan.
Utilitas UNIX/MS-Windows: ping
MS-Windows: Start - Program - MS-DOS Prompt
Ketik: ping <IP>
C:\WINDOWS>ping 127.0.0.1

Pinging 127.0.0.1 with 32 bytes of data:

Reply from 127.0.0.1: bytes=32 time<10ms TTL=128
Reply from 127.0.0.1: bytes=32 time<10ms TTL=128
Reply from 127.0.0.1: bytes=32 time<10ms TTL=128
Reply from 127.0.0.1: bytes=32 time<10ms TTL=128

Ping statistics for 127.0.0.1:
    Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
    Minimum = 0ms, Maximum =  0ms, Average =  0ms
Analisa:
  • Ada "reply" dari alamat yang dituju. Host kita terhubung dengan komputer dengan IP yang kita tuju.
  • Jumlah paket yang dikirim sama dengan yang diterima. Hubungannya baik, tidak ada data hilang.
  • Perhatikan kecepatan minimum, maksimum, dan rata-rata. Bandingkan dengan kecepatan yang diperoleh untuk PING host lain.

Routing

Apabila host yang dituju tidak berada dalam jaringan yang sama (alamat NETWORK berbeda), maka paket data dikirimkan ke GATEWAY untuk diteruskan (ROUTE). Untuk jaringan yang sederhana, biasanya hanya tersedia satu gateway menuju ke jaringan-jaringan lain. Apabila terdapat lebih dari satu gateway, maka diperlukan sebuah tabel yang menyimpan informasi tentang gateway mana yang digunakan untuk mencapai jaringan tertentu.
Utilitas UNIX/MS-WINDOWS: netstat
Netstat digunakan untuk mengetahui status jaringan (netstat singkatan dari network status).
MS-Windows: Start - Program - MS-DOS Prompt
Ketik: netstat -rn
C:\WINDOWS>netstat -rn

Route Table

Active Routes:

  Network Address          Netmask  Gateway Address        Interface  Metric
        127.0.0.0        255.0.0.0        127.0.0.1        127.0.0.1       1
  255.255.255.255  255.255.255.255  255.255.255.255          0.0.0.0       1

Active Connections

  Proto  Local Address          Foreign Address        State
Apabila sebuah host berada di jaringan yang lain dan tidak dapat dihubungi, kemungkinan terjadi kesalahan dalam tabel routing atau ada hubungan yang terputus di suatu tempat. Perlu dilakukan penelusuran di mana terjadi gangguan menggunakan utilitas TRACEROUTE.
Utilitas UNIX: traceroute
Utilitas MS-Windows: tracert
MS-Windows: Start - Program - MS-DOS Prompt
Ketik: tracert <IP>
C:\WINDOWS>tracert 167.205.206.59

Tracing route to 167.205.206.59 over a maximum of 30 hops

  1   <10 ms     1 ms   <10 ms  10.1.1.12
  2   1 ms       2 ms   2 ms    10.210.1.1
  3   2 ms       2 ms   2 ms    167.205.206.59

Trace complete.

  • Bisa jadi sebuah jaringan atau sebuah host (karena berbagai alasan) tidak boleh dihubungi secara langsung. Atau bahkan tidak boleh diketahui keberadaannya meskipun berfungsi sebagai router. Ini menyebabkan adanya bagian yang putus (menghasilkan tanda '*') dalam penelusuran.
  • Telusuri node-node yang dilalui untuk mencapai komputer di fakultas/unit anda. Bandingkan dengan diagram jaringan universitas.
  • Penelusuran hendaknya dilakukan dua arah (dari kedua host yang berkomunikasi) sehingga diketahui apakah jalur yang digunakan sama atau tidak.

DEFINISI INTERNET

Istilah internet sedemikian populer, sehingga artinya menjadi rancu. Dalam pelatihan digunakan pengertian berikut ini:
  1. internet sebagai jaringan yang terhubung dalam internet protocol (IP) secara luas mencapai seluruh dunia.
  2. internet (inter-network) sebagai sejumlah jaringan fisik yang saling terhubung dengan protocol yang sama (apa saja) untuk membentuk jaringan logic, selanjutnya disebut sebagai inter-network.
  3. Internet sebagai komunitas jaringan komputer yang memberikan pelayanan http (world wide web). Dibedakan dengan intranet sebagai pelayanan http untuk kalangan terbatas. Pada mulanya pembatasan pada jaring fisik, yaitu LAN, kemudian berkembang termasuk pembatasan secara logis.
  4. Intranet sebagai jaringan TCP/IP untuk kalangan terbatas. Masyarakat umum mengartikan sebagai jaringan lokal (LAN) dengan pengalamatan private IP.
  5. Extranet sebagai jaringan TCP/IP untuk kalangan terbatas melalui internet umum. Tunneling, secure layer.

RINGKASAN

  • Pengalamatan TCP/IP: network, netmask, host
  • Memeriksa keterhubungan: ping, traceroute

Tahap-tahap pelaporan akuntansi

www.pgri4ngawi.blogspot.comAkutansi memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh akuntan.

1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contoh seperti membagi transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian. Sedangkan untuk transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi bisa sama-sama dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu transaksi rupa-rupa.
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan. Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi atau kejadiannya. sumber-sumber yang dapat dijadikan bukti adanya transaksi yaitu seperti kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk, sertifikat, dan lain sebagainya.
Jurnal yang umumnya ada pada jurnal akuntasi yaitu seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum.
Setelah transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam buku besar tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir adalah melakukan pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya. Segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal dan neraca seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan, apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan pada organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.

Kelompok-kelompok dalam Neraca

Seperti yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya, bahwa di dalam neraca tersaji jumlah asset baik asset lancar maupun tidak lancar, setelah itu hutang jangka panjang & pendek, dan tentunya ekuitas atau modal. Baiklah untuk mempermudah pemahaman kita semua akan dijelaskan secara singkat, padat dan jelas, berikut :

Aktiva Lancar
Aktiva lancar merupakan suatu komponen dalam neraca yang tidak lain berisi harta perusahaan yang dapat diharapkan bisa dikonversikan menjadi uang kas dalam kurun kurang dari satu tahun atau satu siklus bisnis perusahaan. Perkiraan yang dapat dikategorikan sebagai aktiva lancar adalah:
  • Kas atau ekuivalen kas yaitu terdiri dari uang kas di brankas perusahaan, rekening koran, deposito, dan lainnya.
  • Surat berharga yaitu termasuk di sini investasi perusahaan dalam bentuk surat berharga seperti saham yang dapat diperjualbelikan seketika, surat pengakuan hutang, obligasi, dan lain-lain yang dapat diperjualbelikan.
  • Piutang yaitu dimana suatu perusahaan mempunyai hak untuk menagih utangnya kepada pihak lain yang berhutang, piutang ini dapat direalisasikan menjadi kas jika sudah ada pembayaran atau menjual piutang kepada orang lain.
  • Persediaan yaitu biasanya merupakan harta lancar yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi kas lewat penjualan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku atau barang setengah jadi akan berubah menjadi kas lewat serangkaian produksi tambahan, yaitu barang jadi -> dijual -> Piutang/kas -> dibayar (jika piutang) -> Menjadi kas.
  • Biaya dibayar dimuka maksudnya perkiraan ini diletakan sebagai aktiva lancar karena dianggap sebagai harta perusahaan yang diserahkan pada pihak lain dan dapat diambil seketika. Contohnya, perusahaan membayar sewa kantor untuk 3 tahun, pada saat neraca disusun sewa baru berjalan 5 bulan, maka biaya sewa 2,5 tahun adalah biaya dibayar dimuka.
  • Aktiva lancar lainnya yaitu aktiva yang memiliki kriteria aktiva lancar namun jumlahnya sangat kecil.
Properti dan Perlengkapan
Maksud dari komponen atau kelompok aktiva ini adalah harta tetap perusahaan berupa mesin, rumah, kantor, gedung, alat-alat kantor. Untuk perlengkapan biasanya masuk kedalam aktiva lancar, karena biasanya perlengkapan masa usia gunanya kurang dari satu tahun. Untuk aktiva tetap sendiri usia gunanya adalah lebih dari satu tahun seperti mesin, gedung, tanah, dll. Dan perlu diingat bila aktiva tetap ini dimaksudkan untuk dijual kembali maka akan digolongkan kedalam kelompok aktiva lancar.
Aktiva tidak berwujud
Mendengar namanya saja sudah pasti aktiva ini tidak memiliki fisik alias tidak bisa dilihat, aktiva seperti ini memang ada seperti hak paten, hak royalti, atau hak lainnya.
Utang Lancar
Utang lancar adalah kelompok utang yang berisi tagihan yang harus dibayar oleh perusahaan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Dengan kata lain, bila perusahaan memiliki utang yang dicicil dalam jangka waktu 10 tahun maka cicilan yang akan jatuh tempo untuk tahun tersebut harus dikategorikan sebagai utang lancar.
  • Utang jangka pendek -> Merupakan bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo.
  • Utang dagang -> Berupa utang pembelian bahan baku, bahan pembantu atau utang lain dalam rangka proses produksi dan jasa.
  • Biaya yang dicadangkan -> Merupakan manfaat yang sudah dinikmati perusahaan naum belum ditagih oleh pihak lain, akan tetapi ketika ditagih maka harus dibayar segera. Misalnya, pemakaian listrik dan telepon yang baru akan ditagih pada bulan yang akan datang. Pada tanggal neraca disusun perkiraan penggunaan tersebut harus dibukukan sebagai biaya yangn dicadangkan.
  • Utang pajak -> ini merupakan utang pajak kepada pemerintah yang harus dilunasi selama tahun berjalan.
Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang perusahaan yang jatuh tempo bukan pada tahun berjalan. Porsi yang akan jatuh tempo pada tahun berjalan harus dipindahkan ke kelompok utang lancar.
Modal
Modal merupakan kelompok yang berisi klaim dari pemilik terhadap perusahaan. Biasanya pada urutan pertama sajikan saham pemilik. Berikutnya adalah agio saham (harga jual saham di atas harga nominal) atau additional paid in capital.

Beban Administrasi Umum / Overhead

Adalah berbagai beban yang timbul untuk mendukung kegiatan operasional Bank.
Ciri-ciri Beban Administrasi Umum:
1. tidak dapat dikaitkan langsung dengan jasa yang dihasilkan
2. tidak memberikan manfaat di masa yang akan datang
3. diakui pada saat terjadi
Macam-macam beban admistrasi umum:
1. Beban sewa
2. Beban promosi
3. Biaya tenaga kerja
4. Biaya pendidikan dan latihan
5. Biaya penyusutan Aktiva Tetap
6. Amortisasi Aktiva Tetap tak berwujud
Pengakuan Beban Administrasi Umum ada 2 cara, yaitu:
i. Diakui seluruhnya pada periode terjadinya
ii. Dialokasikan secara proporsional selama beberapa periode untuk beban administrasi umum yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode

Pengenalan Akuntansi

Sebelum kita belajar lebih jauh, saya akan menerangkan apa itu akuntansi? American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai
Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan suatu informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut”.
Perlu Anda ketahui definisi akuntansi ada dua pengertian, yakni:
  • Kegiatan Akuntansi Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukur, dan pelaporan informasi ekonomi.
  • Kegunaan Akuntansi Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
Tapi yang paling penting adalah tujuan utama akuntansi yaitu diharapkan dapat menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity). Maksudnya kesatuan ekonomi ialah suatu badan usaha tertentu (business enterprice). Tentu saja hasil informasi tersebut harus menguntungkan pihak intern dan extern perusahaan.
Jadi Informasi ekonomi itu sangat penting bagi suatu perusahaan dalam melakukan suatu kegiatan bisnis. Mereka harus menciptakan suatu metode pencatatan, penggolongan, analisis, dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan lainya, kemudian melaporkan hasilnya.

Pekerjaan seorang Akuntan

Perlu Anda ketahui secara garis besar akuntan dapat digolongkan menjadi:

  • Akuntan Publik (public accountants), Pengertian akuntan publik itu sendiri ialah seorang akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja secara bebas, biasanya mereka membangun sebuah kantor. Dan termasuk orang yang bekerja di kantor tadi juga dinamakan akuntan publik.Tapi untuk berpraktik sebagai akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus mempunyai izin dari departemen keuangan. Adapun jasa2 yang diberikannya seperti :
1). jasa pemeriksaan audit
2). jasa perpajakan (tax service)
3). jasa konsultasi manajemen (management advisory services)
4). jasa akuntansi (accounting services).
  • Akuntan manajemen atau disebut juga akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi, Jabatan yang dapat diduduki mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi. Tugas yang dikerjakan yakni seperti:
    1). penyusunan sistem akuntansi.
    2). penyusuanan laporan keuangan akuntansi kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
    3). penyusunan laporan keuangan akuntansi kepada pihak manajemen.
    4). penyusunan laporan anggaran.
    5). menangani masalah perpajakan.
    6). melakukan pemeriksaan intern.
  • Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan Pemerintahan, seperti di departemen2, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BEPEKA), Direktorat Jendral Pajak, dll. Disamping tiga golongan akuntan yang telah dijelaskan, terdapat akuntan “pendidik” tugasnya ialah dalam mendidik pendidikan akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi

Tahap-tahap pelaporan akuntansi

Akutansi memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan laporan yang diinginkan dan dilakukan oleh akuntan.

1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Contoh seperti membagi transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian. Sedangkan untuk transaksi yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi bisa sama-sama dimasukkan ke dalam jenis kategori yang sama yaitu transaksi rupa-rupa.
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan. Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi atau kejadiannya. sumber-sumber yang dapat dijadikan bukti adanya transaksi yaitu seperti kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk, sertifikat, dan lain sebagainya.
Jurnal yang umumnya ada pada jurnal akuntasi yaitu seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas dan jurnal umum.
Setelah transaksi dimasukkan ke dalam jurnal-jurnal yang ada, maka selanjutnya adalah memasukkan jurnal ke dalam buku besar secara berkala. Hasil pemindahan ke dalam buku besar tersebut akan terlihat dari rangkuman neraca percobaan.
3. Proses Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir adalah melakukan pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya. Segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan keuangan tersebut.
Dari informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal dan neraca seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan, apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan pada organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.

Bidang-bidang Akuntansi

Seperti halnya bidang-bidang lainnya, akuntansi juga memiliki bidang2 khusus sebagai akibat dari perubahan zaman. Kecenderungan ini disebabkan oleh perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dna bertambahnya pengaturan2 oleh pemerintah terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut bersama-sama dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat telah mengharuskan akuntan untuk memperoleh keahlian yang tinggi dalam spesialisasi tertentu.

Adapun bidang-bidang dari akuntansi yaitu:
  • Akuntansi keuangan (financial accounting). Bidang in berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak2 luar perusahaan. Untuk penyusunan laporan keuangan sebelumnya harus disepakati/disetujui bersama. Aturan itu disebut “standar akuntansi keuangan”. Hal tersebut sangat wajib untuk diikuti setiap perusahaan untuk menyusun suatu laporan keuangan dan hasil perusahaan harus dilaporkan kepada pihak2 luar perusahaan yang masih ada kaitannya. Standar akuntansi keuangan dikeluarkan oleh IKATAN AKUNTAN INDONESIA dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
  • Akuntansi Auditing (audit accounting). Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansu keuangan. Yah walupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan2 lain. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan tertentu. Konsep yang mendasari auditing adalah objektivitas dan independensi dari pemeriksa. Konsep lain yang dianut adalah kerahasiaan serta pengumpulan bukti2 yang cukup dan relevan. Pengumpulan bukti2 pemeriksaan yang cukup dan relevan tadi dilakukan melalui pengujian terhadap catatan2 akuntansi dan prosedur pemeriksaan lainnya. Adapun para auditer harus mengikuti standarisasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Audit merupakan jasa utama dari akuntan publik. Tapi tidak menuntut kemungkinan kalau suatu perusahaan tidak memiliki auditer. Sekarang hampir semua perusahaan memiliki pegawai yang ahli dalam mengaudit laporan keuangan perusahaannya.
  • Akuntansi Manajemen (management accounting). Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk manajemen suatu perusahaan. Fungsi akuntansi ini adalah mengendalikan kegiatan perusahaan tertentu, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam mengambil suatu keputusan ekonomi.
  • Akuntansi Biaya (cost accounting). Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas suatu biaya. Terutama yang berhubungan dengan suatu biaya produksi barang, tetapi perhatian yang mulai meningkat mulai diberikan atas biaya distribusi. Bahkan akuntansi ini telah mengarah pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas. Fungsi utamanya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya telah terjadi maupun akan terjadi. Informasi ini sangat berguna bagi manajemen sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk membuat rencana untuk masa mendatang.
  • Akuntansi Perpajakan (tax accounting). Tujuan laporan akuntansi yang digunakan perpajakan bebeda dengan tujuan akuntansi yang lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan, metode pengukuran dan tata cara pelaporan. Semua ini di atur oleh pengaturan pajak. Karena setiap perusahaan akan berurusan dengan pajak, maka perlu sekali mempunyai akuntan perpajakan.
  • Akuntan Sistem Informasi yaitu bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kepada pemegang saham, kreditur, badan2 Pemerintah, pemimpin perusahaan, pegawai, dll. Sistem yang dirancang dengan baik akan memungkinkan pimpinan perusahaan mengidentifikasikan masalah dan menelaahnya sehingga masalah dapat ditangani.
  • Penganggaran yaitu bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan pengkontrolanya. Anggaran adalah sarana untuk menjabarkan tujuan suatu perusahaan. Ia berisi rencan kegiatan2 yang dilaksanakan di masa datang serta nilai uang yang terlibat dialamnya.
  • Akuntansi Pemerintah yaitu bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi2 yang terjadi dibadan pemerintah. Ia menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara. Di samping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran negara. Termasuk di dalamnya adalah kesesuaian dengan ketentuan undang2 yang berlaku

CONTOH laporan keuangan


Di bawah ini adalah contoh laporan rugi/laba pada perusahaan perdagangan pada umumnya.

Laporan rugi/laba
PT. ABCD
Untuk periode berakhir 31 Desember 1999


Pendapatan:



  Penjualan


10,000,000

Harga pokok penjualan:



  Persediaan awal

2,000,000


  Pembelian

7,000,000


  Tersedia untuk dijual

9,000,000


  Persediaan akhir

3,000,000


  Harga pokok penjualan


6,000,000

Laba kotor


4,000,000

Biaya operasional:



  Biaya komisi

500,000


  Biaya transportasi

100,000


  Biaya listrik, telpon, air

600,000


  Biaya gaji pegawai

1,200,000


  Biaya penyusutan bangunan

300,000


  Biaya penyusutan inventaris

   200,000


Total 


2,900,000

Laba operasi


1,100,000

Biaya bunga 


    100,000

Laba sebelum pajak


1,000,000

Biaya pajak


   200,000

Laba/(rugi) bersih


   800,000

Di bawah ini adalah contoh neraca pada perusahaan dagang pada umumnya.

Neraca
PT. ABCD
Per 31 Desember 1999



Aktiva



Aktiva lancar:



Kas


1,000,000

Piutang usaha


5,000,000

Uang muka pembelian


500,000

Persediaan barang


  3,000,000

Total aktiva lancar


9,500,000

Aktiva tetap:



Tanah 


50,000,000

Bangunan

20,000,000


Akumulasi penyusutan-bangunan

(5,000,000)

15,000,000

Inventaris kantor

2,000,000


Akumulasi penyusutan-inventaris

   (500,000)

  1,500,000

Total aktiva tetap


66,500,000

Total aktiva


76,000,000




Hutang



Hutang lancar:



Hutang dagang


2,000,000

Hutang gaji


500,000

Biaya yang masih harus dibayar


1,000,000

Total hutang lancar


3,500,000

Hutang jangka panjang:



Hutang bank 


20,000,000

Total hutang jangka panjang


20,000,000

Total hutang


23,500,000




Modal



Modal disetor


40,000,000

Laba ditahan


12,500,000

Total modal


52,500,000

Total hutang dan modal


76,000,000